Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan industri gim nasional sebagai bagian dari penggerak ekonomi digital Indonesia. Dukungan ini disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam pertemuannya bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Menurut Meutya, industri gim memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi kreatif dan memperkuat kemandirian teknologi nasional. “Industri gim bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru. Dengan nilai pasar yang terus meningkat, kita harus pastikan pengembang lokal mendapat ruang dan dukungan yang memadai,” ujarnya.
Untuk mendukung pengembangan ini, Kemkomdigi menyiapkan beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah peluncuran Innovation Hub di tiga kota besar yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Program ini bertujuan mendukung lahirnya studio gim baru serta mengembangkan talenta muda di bidang pengembangan gim.
Selain itu, Kemkomdigi akan kembali menggelar Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) pada Oktober 2025 di Bali. Ajang ini menjadi wadah pertemuan antara pengembang lokal dan pemain industri global. Tahun ini, IGDX akan dihadiri oleh perusahaan besar seperti Sony PlayStation dan Steam, yang untuk pertama kalinya hadir langsung di Indonesia.
Ketua AGI, Shafiq Husein, mengungkapkan bahwa pasar gim Indonesia kini bernilai Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara. Namun, hanya 2,5 persen dari nilai tersebut dinikmati oleh pengembang lokal. “Kita butuh akses pendanaan dan ekosistem yang mendukung agar bisa bersaing di pasar sendiri,” jelasnya.
Meutya menegaskan bahwa pemerintah terus membuka ruang dialog dengan pelaku industri untuk merancang kebijakan yang sesuai kebutuhan di lapangan. Ia berharap dukungan ini bisa meningkatkan kontribusi gim lokal terhadap ekonomi nasional.
Dengan kolaborasi yang baik, industri gim Indonesia bisa berkembang pesat dan menjadi andalan ekonomi digital masa depan,” tutup Meutya.(Yud)