Banjarmasin, Catatanpublik.com –
Suasana khusyuk terlihat saat para warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Baabud Taqwa, Minggu (27/07). Di antara mereka, tampak Amat (nama samaran), salah satu warga binaan yang kini aktif menjalankan ibadah dengan lebih konsisten.
Amat mengakui bahwa dirinya baru benar-benar merasakan kedekatan spiritual setelah berada di dalam Lapas. Di masa lalu, ia kerap tenggelam dalam kesibukan dunia dan sering meninggalkan kewajiban salat lima waktu. Padahal, sebelum menjalani masa pidana, ia telah memiliki pekerjaan yang layak dan kehidupan yang cukup mapan.
“Dulu saya terlalu sibuk dengan urusan dunia, salat sering bolong. Saya kerja enak, penghasilan bagus. Tapi karena jauh dari Allah, akhirnya saya bisa tergelincir dan melakukan hal yang melanggar hukum,” ujar Amat dengan nada menyesal.
Kini, ia mulai menemukan ketenangan dan arah hidup yang baru melalui ibadah dan pembinaan spiritual di lapas. Amat menyadari bahwa pandangan orang terhadap masa lalunya mungkin tak bisa ia ubah, tapi ia tetap percaya bahwa setiap orang punya kesempatan untuk menjadi lebih baik.
“Walaupun orang lain menilai saya hina, tapi saya yakin dengan saya berbuat baik dan selalu melaksanakan kewajiban kepada Allah, saya yakin hidup saya bisa lebih baik lagi walaupun berada di dalam lapas. Mudah-mudahan saya bisa istiqomah sampai keluar sana dan bisa membuat keluarga, istri, dan anak-anak saya bangga,” tuturnya.
Shalat berjamaah di Lapas Kelas IIA Banjarmasin merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang bertujuan membentuk karakter spiritual warga binaan. Selain memperkuat keimanan, kegiatan ini juga menjadi media introspeksi diri dan pembelajaran hidup.
Petugas pembinaan kepribadian menyampaikan bahwa banyak warga binaan mengalami perubahan positif sejak rutin mengikuti kegiatan keagamaan, termasuk salat berjamaah, pengajian, dan pembinaan rohani lainnya. (Humas Lapas Banjarmasin)