Lumajang —19 November 2025 Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat signifikan. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan tingkat aktivitas Semeru dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pada Rabu, pukul 16.00 WIB. Keputusan ini diambil setelah rangkaian awan panas dan peningkatan tekanan permukaan terdeteksi selama beberapa pekan terakhir.
Erupsi awan panas pertama pada hari itu tercatat pukul 14.13 WIB dengan amplitudo maksimum 37 mm. Visual awan panas tidak dapat diamati secara jelas akibat puncak gunung tertutup kabut, namun data seismik menunjukkan awan panas terjadi secara beruntun dan masih berlangsung hingga sore.
Tekanan Permukaan Meningkat Sejak Pertengahan Oktober
Badan Geologi menjelaskan bahwa indikator variasi kecepatan relatif (dv/v) menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025, menandakan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunungapi. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penting yang memperkuat potensi erupsi berkelanjutan.
Sementara itu, pemantauan deformasi permukaan menunjukkan kondisi relatif stabil, mengindikasikan tekanan dari bagian dalam tubuh gunung api tidak mengalami peningkatan signifikan. Namun kombinasi tekanan permukaan, intensitas guguran lava, dan frekuensi gempa membuat Semeru berada pada fase berisiko tinggi.
Guguran Lava dan Gempa Guguran Meningkat
Aktivitas kegempaan di Semeru tetap tinggi dengan dominasi:
Gempa Letusan
Gempa Guguran
Gempa Harmonik
Peningkatan paling menonjol terjadi pada Gempa Guguran, selaras dengan semakin intensnya guguran lava pijar ke arah Besuk Kobokan, jalur aliran material panas yang dikenal rawan.
Badan Geologi menegaskan bahwa rangkaian aktivitas ini menunjukkan adanya suplai magma dari kedalaman yang terus bergerak menuju permukaan dan dilepaskan melalui letusan serta awan panas.
Rekomendasi Ketat untuk Warga dan Wisatawan
Dengan peningkatan status ke Siaga, masyarakat dan pendaki diminta mematuhi batas aman berikut:
Dilarang beraktivitas di sepanjang Besuk Kobokan hingga 17 km dari puncak Semeru.
Di luar radius tersebut, masyarakat wajib menjauhi area 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan aliran lahar.
Aktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak dilarang keras karena risiko lontaran batu pijar.
Masyarakat diimbau tetap tenang namun waspada serta mengikuti arahan aparat setempat.
Pemantauan Dapat Diakses Secara Real-Time
Untuk mengetahui perkembangan terbaru aktivitas Semeru, masyarakat dapat mengakses:
Website Badan Geologi
Website Magma Indonesia
Aplikasi Magma Indonesia di Play store
Media sosial resmi Badan Geologi (Facebook, X, Instagram, YouTube)
Kepala Badan Geologi, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc, menegaskan bahwa penetapan status Siaga adalah upaya mitigasi untuk meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan warga di sekitar lereng Semeru.( Yud)








