Surabaya – 20 September 2025 Temuan mengejutkan datang dari hasil penelusuran tim Litbang dan Investigasi Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur. Ketua MAKI Indonesia Timur sekaligus Ketua MAKI Jatim, Heru MAKI, mengungkapkan bahwa harta kekayaan inisial A, yang disebut-sebut hanya berposisi sekelas ajudan, ternyata lebih besar daripada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur.
Bahkan, menurut Heru, nilai LHKPN inisial A tersebut juga melampaui harta kekayaan yang dilaporkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak. “Temuan ini jelas menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin seorang ajudan bisa memiliki laporan kekayaan lebih besar daripada pejabat setingkat Sekdaprov atau Wakil Gubernur?” tegas Heru.
Heru menambahkan, kajian awal MAKI Jatim menemukan adanya dugaan penambahan signifikan kekayaan inisial A yang tidak sepenuhnya dilaporkan melalui sistem e-LHKPN KPK. Ia menduga ada sebagian data kekayaan yang sengaja ditutupi.
“Apalagi, gaya hidup hedon inisial A ini juga muncul ke permukaan. Ia bisa bepergian ke Jepang dan Eropa bersama keluarga. Hal ini memicu pertanyaan serius mengenai sumber dana sebenarnya,” ujarnya.
MAKI Jatim kini tengah mengkaji secara mendalam kesesuaian data LHKPN tersebut dengan realita di lapangan. Selain itu, lembaga ini juga melakukan pemantauan intensif dengan metode follow the money terhadap inisial A dan R, karena dicurigai dana hibah Pemprov Jatim yang diduga dipotong juga mengalir ke pihak-pihak lain.
Sebagai langkah konkret, tim Litbang dan Investigasi MAKI Jatim melakukan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) ke sejumlah pondok pesantren dan masjid di wilayah Jawa Timur bagian timur. Setelah itu, investigasi akan berlanjut ke wilayah barat.
“Ditunggu saja hasilnya. Dari ilustrasi yang kami dapat, pemain di wilayah timur ada sendiri, tetapi tetap diduga mengendorse ke pihak yang sama juga,” pungkas Heru MAKI.(Yud)












