Surabaya, 9 Juni 2025 –Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 melalui pendekatan digital dan interaktif. Ajakan tersebut disampaikan dalam sebuah podcast live yang disiarkan di berbagai platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube MMC Kominfo, usai dirinya melakukan peninjauan pelaksanaan SPMB di SMAN 5 Surabaya.
Dalam siaran langsung bertema “SPMB Jatim 2025”, Emil menyampaikan bahwa keterbukaan informasi dan partisipasi publik sangat penting untuk menjamin proses seleksi yang adil, akuntabel, dan transparan. Melalui podcast ini, masyarakat diberi ruang untuk menyampaikan pertanyaan dan kendala secara langsung, khususnya terkait tahapan awal pendaftaran seperti pengambilan PIN dan proses verifikasi data.
“Kami ingin masyarakat benar-benar memahami proses ini. Lewat media sosial, semua bisa ikut bertanya dan mendapatkan penjelasan langsung. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk membuat SPMB 2025 lebih inklusif dan transparan,” ujar Emil.
SPMB Gantikan Istilah PPDB
Emil menjelaskan bahwa SPMB merupakan istilah baru yang menggantikan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Pergantian nama ini juga diiringi dengan penyempurnaan sistem dan alur seleksi.
Tahapan SPMB dimulai sejak 2 hingga 13 Juni 2025 dengan pengambilan PIN sebagai identifikasi pribadi bagi calon peserta. PIN tersebut hanya dapat diperoleh setelah melalui proses pra-pendaftaran dan verifikasi data, dan wajib digunakan untuk mengakses sistem utama pendaftaran.
Empat Tahapan Pendaftaran
Proses SPMB 2025 dibagi ke dalam empat tahap seleksi, yaitu:
1. Tahap 1 – Jalur afirmasi, mutasi, dan prestasi non-akademik (SMAN & SMKN)
2. Tahap 2 – Jalur prestasi akademik untuk SMAN
3. Tahap 3 – Jalur domisili
4. Tahap 4 – Jalur prestasi akademik untuk SMKN
Antisipasi Kendala Teknis
Emil mengakui adanya kendala teknis dalam proses pengambilan PIN di beberapa wilayah. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah meminta Tim IT SPMB Jatim 2025 dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk melakukan verifikasi tambahan.
“Kami menambahkan tahapan ekstra bukan untuk mempersulit, melainkan agar hasil seleksi lebih akurat dan adil. Ini menyangkut masa depan anak-anak kita,” tambahnya.
Dengan penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dua arah, Emil berharap proses SPMB 2025 dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan menjawab berbagai kebingungan yang selama ini menjadi keluhan publik.(Yud)