PASURUAN – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025 diwarnai dengan seruan tegas dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Hj. Arifatul Choiri Fauzi mengenai urgensi penanggulangan kekerasan terhadap anak.
Acara puncak yang digelar di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (29/07/25), diikuti oleh 1.050 anak dari berbagai jenjang pendidikan, mulai PAUD hingga SMA, serta perwakilan forum anak dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Perayaan tahun ini mengusung tema “Anak Indonesia Bersaudara” yang menekankan pentingnya persaudaraan, perlindungan, dan peran aktif anak dalam pembangunan.
Di hadapan ratusan peserta dan tamu undangan, Gubernur Khofifah menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kasus kekerasan terhadap anak. Ia menegaskan bahwa perlindungan anak bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Mereka tidak hanya butuh ruang untuk berprestasi, tapi juga butuh perlindungan dari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun digital,” ujar Khofifah.
Menteri PPPA Arifatul Fauzi turut mengungkapkan data mencemaskan dari SIMFONI-PPA, yang mencatat sebanyak 16.713 kasus kekerasan terhadap anak terjadi sejak awal Januari hingga akhir Juli 2025. Dari jumlah tersebut, 62,8 persen korbannya adalah anak-anak, dan 80,5 persen di antaranya adalah anak perempuan.
Arifatul menyoroti beberapa faktor utama penyebab kekerasan, seperti pola asuh yang keliru di dalam keluarga, penggunaan gawai yang tidak terkontrol, serta pengaruh lingkungan sosial.
“Kami sedang menggalakkan pembatasan penggunaan gawai, menghidupkan kembali permainan tradisional, dan memperkuat pendidikan karakter melalui lagu nasional serta kisah-kisah kepahlawanan,” ungkapnya.
Rangkaian acara HAN 2025 diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif, seperti pertunjukan tari Bujang Ganong, permainan tradisional (Congklak, Egrang, Ular Tangga, Bakiak), serta pembagian susu, telur, dan 1 ton ikan segar kepada 20 panti asuhan dalam program Gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan).
Acara juga diwarnai dengan penyerahan lukisan karya anak-anak kepada Menteri PPPA dan Gubernur Jatim sebagai simbol harapan dan ekspresi kreativitas anak-anak Indonesia.
Melalui peringatan ini, pemerintah daerah dan pusat menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan inklusif bagi setiap anak, sekaligus menyerukan peran aktif masyarakat untuk mencegah kekerasan anak sedini mungkin(yud)