Surabaya, Rumah Pertama bagi Cita-Cita Kemerdekaan Soekarno

Surabaya, 15 Juni 2025 — Kota Surabaya tidak hanya dikenal sebagai “Kota Pahlawan”, tetapi juga menjadi rumah pertama di mana cita-cita kemerdekaan Ir. Soekarno mulai bersemi. Di kota inilah, sang proklamator menemukan semangat perjuangan dan mengasah pemikiran kebangsaan yang kemudian menjadi fondasi Republik Indonesia.

Sejarawan Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Purnawan Basundoro menegaskan bahwa Surabaya memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan gagasan Soekarno muda. “Surabaya bukan sekadar tempat tinggal, tetapi kawah candradimuka tempat Bung Karno menyerap semangat perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial,” ujarnya, Sabtu (14/6/2025).

Soekarno muda kembali ke Surabaya pada usia 15 tahun untuk bersekolah di Hogere Burgerschool (HBS). Ia tinggal di rumah tokoh Sarekat Islam, H.O.S Tjokroaminoto, di kawasan Peneleh. Di rumah inilah Soekarno mulai berinteraksi dengan berbagai tokoh pergerakan seperti Semaun, Musso, dan Kartosoewirjo. Diskusi dan pertukaran gagasan yang intens tiap malam membentuk pandangan politiknya yang visioner dan progresif.

“Di Surabaya, Soekarno belajar menulis, berpidato, serta memahami penderitaan rakyat dari dekat. Ia aktif menulis ratusan artikel untuk media pergerakan. Semua itu bermula dari lingkungan Peneleh,” tambah Prof. Purnawan.

Pegiat sejarah Begandring Surabaya, Kuncarsono Prasetyo, juga menekankan bahwa Surabaya merupakan fondasi dari cita-cita besar Soekarno. “Gang-gang kecil di Peneleh adalah saksi bagaimana benih nasionalisme ditanam. Di sanalah sejarah besar dimulai,” katanya.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan sejarah itu, Pemerintah Kota Surabaya telah meresmikan Rumah Kelahiran Soekarno di Gang Pandean IV Nomor 40 pada 6 Mei 2023. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa jejak Bung Karno harus terus dihidupkan dalam ingatan kolektif warga.

“Bung Karno dan Surabaya adalah satu kesatuan sejarah. Kota ini menjadi rumah pertama bagi cita-cita kemerdekaan. Maka dari itu, jejak perjuangan beliau harus terus kita rawat,” ujar Eri.

Kini, setiap bulan Juni yang diperingati sebagai Bulan Bung Karno, Surabaya menjadi pusat refleksi sejarah perjuangan bangsa. Warga diajak kembali menengok nilai-nilai nasionalisme yang lahir dari lorong-lorong Kota Pahlawan—tempat Soekarno pertama kali bermimpi tentang Indonesia merdeka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *