Warga Binaan Lapas Banjarmasin Lanjutkan Proses Penjelujuran Sasirangan

Banjarmasin, Catatanpublik.com –

Bengkel Kerja Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali menjadi pusat aktivitas produktif warga binaan. Pada hari Senin (28/07), sejumlah warga binaan tampak tekun melanjutkan proses penjelujuran kain sasirangan, salah satu tahapan penting dalam pembuatan kain tradisional khas Banjar.

Salah satu warga binaan, Sayuti Malik, mengaku awalnya tidak memiliki keterampilan membuat sasirangan. Namun berkat program pembinaan keterampilan yang diadakan Lapas, kini ia mampu memahami berbagai teknik dalam proses pembuatannya.

“Sebelumnya saya tidak bisa sama sekali, tapi dengan adanya program ini saya jadi tahu cara membuat sasirangan dari awal sampai akhir,” ujarnya.

Dalam proses pembuatan kain ini, warga binaan mulai dengan membentuk motif khas seperti intan, gegatas, gigi iwak, dan bata. Setelah motif digambar, kain kemudian dijelujur mengikuti pola yang telah dibuat. Tahap selanjutnya adalah pewarnaan ulang untuk menonjolkan motif agar tampak lebih jelas dan mencolok.

“Kalau sudah dijelujur dan diwarnai ulang, hasilnya akan lebih ‘nyarak’ dan timbul. Kami juga kadang memodifikasi agar motifnya lebih bervariasi,” tambah Sayuti.

Motif “iwak” atau gigi ikan menjadi salah satu yang paling sering dipilih karena bentuknya yang khas dan mudah dikenali. Aktivitas ini tak hanya menjadi sarana pelestarian budaya lokal, tetapi juga sebagai bentuk pembinaan keterampilan yang bernilai ekonomi, serta dapat menjadi bekal bagi warga binaan saat kembali ke masyarakat.

Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Hazairin, menjelaskan bahwa pelatihan pembuatan sasirangan merupakan bagian dari upaya pemberdayaan melalui pengenalan dan pemanfaatan kearifan lokal.

“Kami terus mendorong agar warga binaan mengembangkan keterampilan yang relevan dan bernilai ekonomi. Sasirangan ini menjadi salah satu produk unggulan karena selain bernilai budaya, juga punya potensi pasar yang cukup baik,” jelasnya.

Sementara itu, Kalapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembinaan berkelanjutan untuk mendukung proses reintegrasi sosial warga binaan.

“Melalui pelatihan dan pendampingan yang tepat, kami ingin memastikan warga binaan memiliki keterampilan nyata untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti,” ungkapnya.

Dengan beragam program keterampilan yang dijalankan secara konsisten, Lapas Kelas IIA Banjarmasin terus berupaya menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang produktif dan memberi harapan, tempat di mana setiap warga binaan diberi kesempatan untuk tumbuh dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. (Humas Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *