Tekun Menjulujur, Warga Binaan Lapas Banjarmasin Lestarikan Warisan Sasirangan

Banjarmasin, Catatanpublik.com –

Suasana tenang menyelimuti salah satu sudut ruang pembinaan kerja Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin, sesekali diselingi celotehan ringan dan canda para warga binaan yang tengah fokus menjulujur kain Sasirangan.

Lima warga binaan tampak tekun mengerjakan tahap demi tahap penjulujuran—bagian penting dari proses pembuatan kain Sasirangan, warisan budaya khas Kalimantan Selatan yang kaya makna.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian Sasirangan yang dilaksanakan secara rutin. Sebelum memasuki tahap menjulujur, para warga binaan menggambar pola motif terlebih dahulu. Kemarin, mereka telah menyelesaikan pola untuk motif kembang bintang dan motif dayak. Hari ini, mereka melanjutkan ke tahap penjulujuran untuk kedua motif tersebut.

“Hari ini kami sedang menjulujur motif kembang bintang dan dayak. Butuh kesabaran dan ketelitian, tapi ini juga menjadi cara kami untuk tetap produktif,” ujar Sayuti, salah satu warga binaan peserta kegiatan.

Setelah proses penjulujuran selesai nanti, kegiatan akan dilanjutkan dengan tahap pewarnaan, di mana kain akan dicelup sesuai warna yang diinginkan. Benang hasil julujur akan membentuk pola khas setelah proses pewarnaan dan pengeringan selesai.

Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, memberikan apresiasi atas konsistensi warga binaan dalam mengikuti program pembinaan berbasis budaya tersebut.

“Kami terus mendukung pembinaan berbasis budaya seperti Sasirangan ini. Kegiatan ini tidak hanya membekali keterampilan, tapi juga menanamkan nilai-nilai positif seperti kesabaran, ketekunan, dan kebanggaan terhadap budaya daerah,” ujarnya.

Sementara itu, Hazairin, Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja), menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari arah pembinaan kerja yang berorientasi pada kemandirian.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kerja yang kami arahkan untuk membentuk kemandirian. Sasirangan menjadi pilihan karena selain bernilai budaya, juga punya potensi ekonomi yang bisa dikembangkan setelah bebas nanti,” jelasnya.

Dengan dukungan petugas pembina dan suasana kerja yang kondusif, kegiatan ini menjadi salah satu cara Lapas Banjarmasin membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat dan harapan menuju masa depan yang lebih baik. (Humas Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *