Surabaya, 18 Mei 2025 – Inovasi pemetaan talenta anak berbasis Artificial Intelligence (AI) melalui program Talent DNA mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk kalangan legislatif Jawa Timur. Ketua Komisi E DPRD Jatim, Sri Untari Bisowarno, menyatakan dukungannya terhadap langkah progresif ini yang dinilai mampu membawa perubahan besar dalam sistem pendidikan.
Program Talent DNA yang digagas oleh pakar kepemimpinan nasional Ary Ginanjar Agustian ini dirancang untuk mengenali potensi, karakter, dan gaya belajar anak sejak dini. Teknologi AI yang digunakan memungkinkan pemetaan secara akurat, efisien, dan berbasis data ilmiah, sehingga dapat menjadi referensi dalam proses pendidikan yang lebih personal dan efektif.
Saya menyambut baik penerapan Talent DNA ini. Dengan teknologi kecerdasan buatan, kita dapat memahami kekuatan dan potensi anak-anak lebih awal. Ini sangat penting untuk menciptakan pendidikan yang berpihak pada bakat dan karakter,” ujar Sri Untari, Sabtu (17/5/2025).
Sri Untari juga menekankan pentingnya pelatihan bagi para guru dan kepala sekolah agar dapat menindaklanjuti hasil pemetaan dengan benar. Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap hasil Talent DNA sangat krusial agar manfaatnya benar-benar dirasakan siswa.
Lebih lanjut, ia menyoroti perlunya sekolah menjadi ruang aman dan nyaman, serta membangun kolaborasi erat antara pendidik, komite sekolah, dan orang tua. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendampingan sesuai dengan kebutuhannya.
Talent DNA disebut sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital, di mana tekanan informasi dan krisis identitas sering kali menimpa generasi muda. Dengan pendekatan ini, diharapkan intervensi bisa dilakukan lebih dini, termasuk dalam hal pencegahan stres atau gangguan psikologis.
Dukungan DPRD terhadap program ini menandakan sinergi antara legislatif dan eksekutif untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia unggul.
Anak-anak kita bukan sekadar angka dalam nilai rapor. Mereka punya potensi unik yang harus dikenali dan dikembangkan sejak dini,”pungkas Untari.(Yud)