Menjaga Tradisi, 6 Warga Binaan Lapas Banjarmasin Lanjutkan Proses Jelujur Kain Sasirangan

Banjarmasin, Catatanpublik.com –

Enam orang warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali melanjutkan proses jelujur dalam pembuatan kain sasirangan, Senin (16/06). Kali ini, motif yang dikerjakan adalah motif kembang bunga, salah satu motif khas yang membutuhkan ketelatenan dan keuletan tinggi.

Proses jelujur, yakni menjahit pola dengan tangan menggunakan benang khusus untuk membentuk motif, memakan waktu sekitar tiga hari hingga selesai, tergantung kerumitan pola yang dibuat. Setelah proses ini tuntas, para warga binaan akan melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu penyisitan dan pewarnaan.

“Biasanya setelah dijelujur, kain langsung disisit dan diwarnai. Warna yang paling sering dipakai adalah biru karena banyak diminati pengunjung dan pembeli,” ujar Suratno, Kasubsi Sarana Kerja Lapas Banjarmasin.

Proses pewarnaan sendiri umumnya berlangsung selama satu hari. Warna akan menyerap ke dalam serat kain sesuai pola yang dibentuk sebelumnya, lalu dikeringkan sebelum kain siap dijual atau dipamerkan.

Kegiatan pembuatan kain sasirangan ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga bagian dari program pembinaan kemandirian yang bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan produktif yang dapat mereka manfaatkan setelah menjalani masa pidana.

Kalapas Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, mengapresiasi semangat warga binaan dalam mengikuti pelatihan ini.

“Kami ingin setiap proses yang dijalani bukan hanya menghasilkan karya, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh, disiplin, dan berdaya guna.”

Dengan konsistensi dan ketekunan dalam setiap tahapan produksi, para warga binaan tak hanya memperindah selembar kain, tetapi juga merajut harapan baru di balik jeruji. Dari seutas benang dan motif tradisional, mereka belajar bahwa setiap karya adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik. (Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *