Investasi Lesu, Buruh Tersisih

Surabaya 1 Mei 2025;Momentum Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025 menjadi ajang refleksi keras bagi nasib kaum pekerja di tengah perlambatan investasi yang melanda berbagai sektor industri. Data menunjukkan bahwa penurunan minat investor, baik asing maupun domestik, berimbas langsung pada menyempitnya lapangan kerja dan meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, H. Puguh Pamungkas, menyatakan bahwa lesunya investasi menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi buruh. “Buruh menjadi pihak pertama yang terdampak ketika industri stagnan. Ketika mesin-mesin pabrik berhenti, harapan hidup mereka pun turut padam,” ujarnya.

Menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor manufaktur mengalami penurunan signifikan sepanjang 2024. Hal ini diperburuk dengan kebijakan fiskal dan regulasi yang dinilai belum cukup ramah terhadap pelaku industri lokal.

Ketika negara lebih sibuk mengundang investor baru tanpa memperhatikan keberlangsungan industri yang sudah ada, maka akan lahir ketimpangan. Banyak pabrik tua gulung tikar, dan buruh yang puluhan tahun bekerja justru tersingkir,” terang Puguh.

Sektor-sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan garmen menjadi korban utama. Tak sedikit perusahaan yang melakukan PHK massal karena ketidakmampuan bertahan di tengah minimnya dukungan dan tekanan pasar akibat barang impor murah.

Puguh mendesak pemerintah untuk tidak hanya fokus pada pencitraan angka investasi, tetapi juga pada substansi keberlanjutan industri. “Investasi harus berdampak nyata bagi kesejahteraan rakyat, bukan hanya menguntungkan segelintir pihak,” katanya.

Ia menegaskan pentingnya kebijakan strategis yang mampu menghidupkan kembali gairah industri, seperti insentif perpajakan, penyederhanaan perizinan, serta perlindungan terhadap industri dalam negeri dari serbuan impor.

Buruh tidak boleh lagi sekadar menjadi korban. Mereka harus menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi. Negara harus hadir, bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai pelindung,” tegasnya.

Hari Buruh tahun ini, kata Puguh, harus menjadi momen perubahan. “Buruh membutuhkan jaminan kerja, bukan janji kosong. Saat investasi lesu, negara harus cepat bertindak sebelum jeritan buruh berubah menjadi keputusasaan,” pungkasnya.(Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *