SURABAYA,[13/03/2025] –Dalam kehidupan bermasyarakat, etika, penghormatan, dan kesadaran diri merupakan nilai fundamental yang menjadi dasar keharmonisan sosial. Namun, menurut Gus Har, saat ini semakin banyak orang yang melupakan nilai-nilai tersebut, terutama setelah meraih jabatan atau posisi tertentu. Ia menyebut fenomena ini sebagai “dobolosasi bin tololisasi”, yaitu perilaku di mana seseorang lupa jasa orang lain, tidak memiliki etika, dan kehilangan kesadaran diri.
Ketika Kekuasaan Membutakan Kesadaran
Menurut Gus Har, fenomena ini semakin sering terjadi di era modern. Banyak individu yang setelah mendapatkan posisi atau jabatan justru melupakan mereka yang telah membantu memperjuangkan nasib mereka.
“Setelah mendapatkan jabatan, mereka lupa siapa yang telah membantu dan memperjuangkan mereka. Meskipun alat komunikasi tersedia, tetapi tidak dimanfaatkan untuk mendengar aspirasi masyarakat. Akibatnya, suara rakyat terputus, dan program-program penting tidak tersalurkan dengan baik,” tegasnya.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada hubungan sosial, tetapi juga menghambat berbagai program swasembada masyarakat, seperti Swakelola, Padat Karya, dan Pelatihan Kerja bagi generasi muda. Program-program yang seharusnya menjadi solusi bagi kesejahteraan rakyat justru terabaikan karena pemimpin atau pejabat yang enggan mendengar aspirasi masyarakat.
*Dampak Buruk bagi Diri Sendiri dan Masyarakat*
Sikap lupa jasa dan kurangnya kesadaran diri bukan hanya merugikan masyarakat luas, tetapi juga individu yang melakukannya. Gus Har mengingatkan bahwa seseorang yang tidak lagi dipercaya oleh masyarakat karena mengabaikan jasa orang lain dan menutup akses komunikasi dengan rakyat, cepat atau lambat akan kehilangan dukungan.
“Mereka yang tidak menghargai jasa orang lain dan mengabaikan aspirasi rakyat pada akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya. Kepercayaan yang hilang sulit untuk dikembalikan, dan dampaknya bisa sangat besar,” tambahnya.
Di era keterbukaan seperti sekarang, masyarakat semakin sadar dan kritis dalam menilai pemimpin atau pejabat. Mereka yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan suara rakyat akan semakin ditinggalkan.
*Membangun Kembali Kesadaran Diri dan Etika Sosial*
Sebagai solusi, Gus Har menekankan pentingnya membangun kembali kesadaran diri, etika, dan penghormatan terhadap jasa orang lain. Pemimpin dan pejabat, menurutnya, harus selalu mengingat bahwa mereka berada di posisinya saat ini berkat dukungan dan perjuangan banyak pihak.
“Tanpa nilai-nilai seperti kesadaran diri dan penghormatan terhadap jasa orang lain, kita hanya akan menjadi generasi yang kehilangan adab dan kepercayaan. Jika kita ingin membangun masa depan yang lebih baik, kita harus kembali kepada nilai-nilai dasar yang menjaga harmoni dalam kehidupan sosial,” pungkasnya.
Fenomena dobolosasi bin tololisasi menjadi cerminan bagaimana hilangnya kesadaran diri dan etika dapat merusak kehidupan sosial. Oleh karena itu, saatnya semua pihak, terutama mereka yang berada di posisi kekuasaan, untuk kembali mengingat pentingnya nilai-nilai moral dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. (Red)
*Artikel Gus Har Arek Wonokromo*