Banjarmasin, Catatanpublik.com –
Di balik pagar tinggi dan dinding kokoh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin, ada sepetak hijau kecil yang tumbuh subur di depan Blok Echo (E). Di sanalah Maulana, warga binaan yang merupakan penghuni Blok E, menyalurkan dedikasi dan ketekunannya melalui kegiatan merawat tanaman secara rutin setiap pagi dan sore, termasuk pada Rabu (16/07) sore.
Setiap hari, Maulana bisa terlihat menyiram tanaman, membersihkan daun-daun yang layu, dan memastikan setiap pot dan bedengan tetap rapi. Bagi Maulana, merawat tanaman bukan sekadar mengisi waktu, melainkan cara untuk menumbuhkan harapan dan kedamaian di dalam dirinya.
“Waktu saya pertama kali ditugaskan membantu bersih-bersih taman blok, saya tidak tahu apa-apa soal tanaman. Tapi lama-lama saya merasa tenang saat menyiram, saat melihat tanaman itu tumbuh,” ujar Maulana saat ditemui di sela kegiatannya.
Berbagai jenis tanaman tumbuh di depan blok hunian, mulai dari tanaman buah hingga rempah dapur seperti pepaya, lombok (cabai), dan jeruk. Di bawah pengawasan dan arahan petugas, Maulana juga mulai belajar dasar-dasar perawatan tanaman seperti pemupukan, pengendalian hama, dan teknik perbanyakan.
Wali Pemasyarakatan Blok Echo, Muhammad Isnandar, mengatakan bahwa Maulana merupakan salah satu warga binaan yang menunjukkan perubahan sikap melalui konsistensinya dalam kegiatan harian.
“Dia punya tanggung jawab, tekun, dan selalu menjaga kebersihan taman. Semangat ini yang coba terus kita tumbuhkan,” ujarnya.
Tanaman-tanaman yang dirawat Maulana kini tak hanya memperindah blok hunian, tetapi juga menjadi ruang refleksi bagi warga binaan lain. Suasana blok menjadi lebih sejuk, dan warga binaan lainnya pun ikut menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan.
Kalapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi dedikasi para warga binaan yang terlibat dalam kegiatan perawatan lingkungan blok.
“Kami selalu dorong kegiatan yang membentuk karakter positif dan memberikan manfaat nyata. Merawat tanaman adalah bentuk pembinaan yang sederhana, tetapi berdampak besar bagi mental dan perilaku warga binaan,” jelasnya.
Bagi Maulana, taman kecil itu adalah simbol hidup baru.
“Saya tahu saya pernah salah. Tapi di sini, saya belajar untuk tumbuh pelan-pelan, sama seperti tanaman ini,” tutupnya.
(Humas Lapas Banjarmasin)