SURABAYA – Dinas Pendidikan Jawa Timur resmi meluncurkan program School Food Care sebagai bagian dari upaya membangun generasi sehat, berkarakter, dan berprestasi. Program ini diperkenalkan bertepatan dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026, Senin (14/7/2025).
School Food Care merupakan program edukasi gizi dan ketahanan pangan berbasis sekolah yang diharapkan menjadi salah satu pilar penting pembentukan karakter siswa. Program ini mendorong sekolah untuk memperhatikan kebutuhan pangan sehat bagi siswa, sekaligus melibatkan mereka dalam pembelajaran berbasis alam seperti praktik menanam, memanen, hingga mengolah makanan bergizi secara mandiri.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyebut program ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto tentang ketahanan nasional, yang salah satunya berbasis pada penguatan ketahanan pangan dari lingkup terkecil, yaitu keluarga dan sekolah.
“Kami ingin murid-murid tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mendapatkan pemahaman tentang pola hidup sehat, mulai dari asupan gizi hingga pentingnya menjaga lingkungan sekitar melalui pertanian sederhana di sekolah,” ujar Aries.
Lab Alam, Belajar Gizi dan Lingkungan Sekaligus
Melalui School Food Care, siswa akan belajar langsung tentang proses produksi pangan sehat, mulai dari penanaman sayuran, pengelolaan kebun sekolah, hingga pemanfaatan hasil panen untuk konsumsi sehari-hari. Program ini juga menjadi bagian dari laboratorium alam yang terintegrasi dengan kurikulum, terutama mata pelajaran biologi dan prakarya.
“Anak-anak akan diajarkan langsung menanam dan merawat tanaman pangan di sekolah. Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi soal karakter: kerja sama, ketelatenan, dan tanggung jawab,” tambah Aries.
Selain sebagai media edukasi, program ini diharapkan mampu mendukung kebutuhan gizi siswa, sehingga mereka lebih siap mengikuti pembelajaran di kelas dengan tubuh dan pikiran yang sehat.
Sinergi Pendidikan dan Ketahanan Pangan
Aries menjelaskan bahwa program ini juga menjadi bagian dari upaya besar menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal. Sekolah diharapkan dapat menjadi contoh praktik pertanian sederhana yang bisa diterapkan di lingkungan rumah siswa.
“Ketahanan pangan itu bukan hanya urusan petani. Anak-anak sekolah juga perlu belajar tentang pentingnya produksi pangan sehat dan mandiri. Dari sini mereka bisa menginspirasi keluarga mereka di rumah,” jelasnya.
Sejalan dengan MPLS Ramah
Peluncuran School Food Care menjadi bagian dari rangkaian kegiatan MPLS Ramah di Jawa Timur yang tahun ini menekankan pada pendidikan tanpa kekerasan, bebas bullying, serta membangun budaya sehat di lingkungan sekolah.
Selain mengenalkan lingkungan sekolah dan kurikulum, siswa baru juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan positif, seperti senam pagi bersama, edukasi gizi, dan kampanye literasi digital sehat.
Dindik Jatim berharap, dengan program seperti ini, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademis, tetapi juga menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda yang sehat, kuat, dan berkarakter(yud)